Selasa, 01 Desember 2015

PENGARUH GLOBALISASI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Situasi sosial politik di suatu negara baik yang positif maupun negatif, tidaklah bisa dilepaskan dari pengaruh berbagai gejolak yang terjadi di tingkat global ditentukan oleh citra diri dan identitas bangsa itu sendiri yang mana masing-masingbangsa di dunia sudah pasti memiliki citra diri dan identitas masing-masing sehingga setiap pengaruh global yang diterima setiap bangsa dan negarapun akan berbeda.
Era globalisasi yang diboncengi neolibralisme dan modernisasi menuju diiringi revolusi IPTEK. Dimana manusia akan terus akan mengalami revolusi tourti (technologi,telekomunication,transportation,tourism) yang memiliki globalizingforce yang dominan sehingga batas antar daerah dan antar negara semakin kabul, yang mengakibatkan dunia tanpa batas yang menganutaliran kebebasan, kebebasan dan kreatifitas, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berkreatifitas, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berekpresi.
Hal ini sangatlah berbahaya bila kita tidak memfilter serta membedakan mana budaya asing yang dapat diserap dan mana yang tidak. Jika kita melihat kondisi riil masyaratIndonesia sekarang ini, ternyata daya serap masyarakat terhadap budaya global lebih cepat dibanding daya serapnya terhadap budaya lokal. Bukti nyata dari pengaruh globalisasi itu, antara lain dapat disaksikan dari gaya berpakaian, dan gaya berbahasa masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda yang sudah berubah yang kesemuanya itu diperoleh karena kemajuan tehnologi iformatika dan komunikasi khususnya pada media masa. Globalisasi media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, koran, buku, film, VCD, HP, dan kini lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ke eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
1.       Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
2.       Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
3.       Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
4.       Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
5.       Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

2.2. Pengaruh Globalisasi terhadap Masyarakat
Globalisasi sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
1.      Pikiran dalam Globalisasi
Unsur globalisasi yang sulit diterima masyarakat:
a. Teknologi yang rumit dan mahal.
b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.
c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat:
1. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
2. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
3. Pendidikan formal di sekolah.
2.      Pengaruh terhadap Globalisasi
Pengaruh positif :

1.      Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2.      Globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.      Globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Pengaruh negatif:
1.      Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2.      Globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.      Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
4.      Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

          Globalisasi telah membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat dunia. Tidak ada sekat yang menghalangi terjadinya komunikasi antarindividu. Globalisasi juga telah menyuguhkan banyak informasi yang berasal dari negara lain. Berbagai macam informasi mengalir dari satu tempat ke tempat lain. Banyak hal positif dari pertukaran arus informasi ini kita dapat. Namun juga tidak sedikit hal yang negatif yang terkandung di dalamnya. Demikian juga lewat televisi kita, banyak disuguhkan film-film asing. Umumnya kita merasa terhibur apabila menonton film-film asing, seperti telenovela. Dengan demikian, kita tidak kuasa menahan informasi dan pengaruh dari luar.

          Bagaimana sikap kita terhadap globalisasi ini? Globalisasi bisa berdampak positif, bisa juga berdampak negatif. Kita harus pandai atau arif menyikapinya. Kita harus pandai-pandai dalam memilih informasi termasuk film-film dari luar. Informasi atau film dari luar yang baik (positif) kita ambil, sedangkan informasi atau film yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita (negative) kita buang. Tindakan atau Antisipasi pengaruh Negatif Globalisasi.
1.      Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya mencintai produk
dalam negeri.
2.      Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya.
3.      Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti seadil-adilnya dan sebenar-benarnya.
4.      Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
2.3. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya di Indonesia
1. Globalisasi Budaya
Globalisasi budaya meningkatkan kontak lintas budaya namun diiringi dengan berkurangnya keunikan komunitas yang dulunya terisolasi. Globalisasi juga merubah cara pandang sekolompok manusia maupun individu tentang pola berperilaku, pola berpakaian, pola kerja, dan lain lain. Hal ini karena masuknya pengaruh dari luar Indonesia. Sehingga saat ini, mayoritas penduduk Indonesia mulai ikut-ikutan trend asing. Salah satunya cara berbusana, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa gaya berbusana di Indonesia sudah mengikuti trend barat. Seperti yang kita ketahui bahwa dahulu Indonesia sangat sopan dalam berbusana, akan tetapi pada saat ini sudah banyak pria maupun wanita menggunakan pakaian ketat, celana di atas lutut, baju di atas pusar dsb. Hal tersebut menegaskan bahwa kebudayaan di Indonesia telah terglobalisasi oleh pengaruh luar.
a.  Pengaruh Budaya Masyarakat Lain
Dalam era globalisasi sekarang ini, pengaruh budaya masyarakat lain tidak dapat dihindarkan lagi. Pengaruh tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.Kontak langsung dapat terjadi antarmasyarakat atau antarindividu. Proses perubahan dalam kontak langsung meliputi akulturasi, asimilasi dan difusi.
Kontak tidak langsung dapat terjadi melalui alat-alat elektronik atau alat komunikasi massa, seperti televise, radio, internet, film, majalah, dan surat kabar. Akan tetapi, pengaruh dari kontak ini terhadap perubahan sosial-budaya belum sepenuhnya benar. Misalnya, perubahan pola hidup akibat pengaruh televise. Jika sebab-sebab perubahan sosial bersumber pada masyarakat lain, hal ini terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain tersebut telah memberikan pengaruhnya.
Hubungan yang dilakukan antara dua masyarakat yang berbeda memiliki kecenderungan menimbulkan pengaruh timbal balik.Jika hubungan tersebut dilakukan melalui saluran alat-alat komunikasi, ada kemungkinan pengaruh tersebut hanya datang dari satu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna alat-alat komunikasi yang bersangkutan.Jika pengaruh dari masyarakat tersebut diterima dan tidak melalui cara-cara paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect. Proses pengadaptasian suatu kebudayaan baru cenderung lebih kuat dan lebih cepat sehingga budaya tradisional setiap masyarakat mulai ditinggalkan tidak menutup kemungkinan akan dilupakan.
Berikut merupakan proses-proses perubahan sosial budaya yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat.
1.      Akulturasi
Akulturasi adalah pertemuan unsur-unsur dari berbagai kebudayaan yang berbeda yang diikuti dengan pencampuran unsur-unsur tersebut. Misalnya proses pencampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.
Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat.Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan berubah menjadi tidak dipedulikan lagi. Misalnya kebiasaan memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.
Budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat.
Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika-Cipiki” yang diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika dalam bermasyarakat.Terlebih dalam Agama Islam “Cipika-Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan jenis.
Akulturasi juga ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau hukum.Hal yang tidak biasa dalam masyarakat kini telah menjadi lazim untuk dilakukan.Hal ini akibat kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertai tanggung jawab.
      Akulturasi dapat terwujud melalu kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.
a.       Kontak sosial dapat terjadi pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian masyarakat, atau bahkan antarindividu dalam dua masyarakat. Kehadiran teknologi misalnya, tentu berbeda dengan kehadiran seorang ulama dan kehadiran seorang psikolog dengan kehadiran seorang ahli ekonomi.
b.      Kontak budaya dapat terjadi dalam suasana bersahabat atau suasana bermusuhan.
c.        Kontak budaya dapat terjadi antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam seluruh unsure budaya, baik dalam segi ekonomi, bahasa, teknologi, kemasyarakatan, agama, kesenian maupun ilmu pengetahuan.
d.       Kontak budaya dapat terjadi antara masyarakat yang jumlah warganya banyak atau sedikit.
e.        Kontak budaya dapat terjadi dalam tiga wujud budaya, baik system budaya, system sosial, maupun unsur-unsur budaya fisik.
Hasil proses akulturasi budaya lebih didasarkan pada kekuatan setiap budaya. Semakin kuat suatu budaya maka semakin cepat memengaruhi budaya lainnya. Salah satu contoh menarik dari proses akulturasi di Indonesia adalah yang terjadi di daerah transmigrasi.
2.      Asimilasi
Asimilasi adalah suatu proses penyesuaian atau peleburan sifat-sifat asli yang dimiliki oleh suatu masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Proses asimilasi dapat berjalan cepat maupun lambat, tergantung pada berbagai faktor berikut.
a.       Toleransi
Toleransi adalah suatu sikap menghargai, membiarkan dan memberikan hak berkembang suatu pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Jika sikap toleran tinggi, maka akan memmungkinkan proses asimilasi berjalan lancer tanpa hambatan. Sifat toleransi juga dapat mempercepat berkembangnya proses globalisasi budaya di Indonesia.
b.      Ekonomi
Kedudukan ekonomi dalam suatu sistem sosial dapat memengaruhi jalannya asimilasi. Sebagai contoh, jika dalam suatu masyarakat terdapat kelompok ekonomi yang bermaksud menguasai kehidupan ekonomi kelompok lain, asimilasi akan sulit dijalankan. Hal yang sama juga terjadi jika dalam suatu kelompok masyarakat terjadi diskriminasi.
c.        Simpati
Simpati adalah keterlibatan perasaan dari satu kelompok sosial budaya kepada kelompok budaya lainnya, didalamnya terkandung aspek kepedulian atau keikutsertaan merasakan perasaan kelompok masyarakat lain, yaitu perasaan senang, sedih, bangga, bahagia, maupun haru. Sifat simpati ini dapat mempercepat proses globalisasi budaya, karena seseorang secara sukarela akan merasakan perasaan suatu perasaan seseorang lainnya dalam kondisi tertentu.
3.      Sikap Meniru
a.        Meniru Perilaku yang Baru
Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum muda. Misalnya, perkelahian antarpelajar dan adegan-adegan kekerasan lainnyaserta pelajar yang terintimidasi atau sering ejek dan diganggu dalam sekolah, sifat tawuran dan saling mengejek Antara sesama pelajar di Indonesia sudah sering terjadi belakangan ini, padahal kalau kita lihat pada masa-masa lalu tidak ada yang namanya tawuran maupun saling mengejek Antara pelajar di Indonesia.
b.      Meniru Idola
Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh seperti aktris/aktor atau penyanyi, pasti ingin sama persis menjadi seperti idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Cara berpakaian para aktris/aktor atau penyanyi dari barat (luar Indonesia) sangat bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia bahkan ada yang bahkan dianggap tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan “gila”. Tapi semua itu seolah tak berarti dan tak diindahkan oleh kaum muda di Indonesia, dan tetap diikuti.
c.        Cara Berpakaian
Barat yang identik dengan liberalism dengan kata lain penuh kebebasan dalam berpakaian, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena tren pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek sudah mejadi hal yang lumrah. Padahal berpakaian seperti itu di Indonesia sangat bertentangan dengan budaya dan  adat, apa lagi kalau di masukkan dalam peraturan agama islam yang mengharuskan kita berpakaian sopan dan menutup semua aurat kita, jadi ini sangat bertentangan dengan gaya berpakaian orang Indonesia.
4.      Sekularisme
Sekularisme adalah suatu system etik yang didasarkan pada prinsip moral alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau supranaturalisme. Merupakan Ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja, pandangan moral yang muncul dari tradisi kegamaan tetap penting di dalam sebagian dari negara-negara ini.

2.4. Globalisasi dan Pengaruhnya dalam Pendidikan
         Globalisasi didefinisikan sebagai semua proses yang merujuk kepada penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global. Namun, pada kenyataannya globalisasi merupakan penyatuan semu, karena nilai-nilai ekonomi, sosial, dan budaya didominasi nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi masyarakat dunia. Globalisasi sering diterjemahkan “mendunia”. Suatu entitas, betapapun, dimanapun, kapanpun, dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia, baik berupa ide, gagasan, data, informasi, produksi, pembangunan, pemberontakan, dan sebagainya, begitu disampaikan, saat itu pula diketahui oleh semua orang di dunia. Kekuatan globalisasi menurut analisis para ahli pada umumnya bertumpu pada 4 kekuatan global, yaitu:
1.      Kemajuan iptek terutama dalam bidang informasi dan inovasi - inovasi baru di dalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.
2.      Perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan iptek.
3.      Kerjasama regional dan internasional yang telah menyatukan kehidupan bersama dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara.
4.      Meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta kewajiban manusia di dalam kehidupan bersama, dan sejalan dengan itu semakin meningkatnya kesadaran bersama dalam alam demokrasi.
Kemajuan iptek yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan.Sebagai contoh, berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuka program kelas internasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Inilah yang dimaksud dengan globalisasi pendidikan.

     Dampak positif globalisasi pendidikan:
a.       Semakin mudahnya akses informasi.
b.      Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang professional dan berstandar Internasional dalam bidang pendidikan.
c.       Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain.
d.       Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing.
e.       Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan karena perkembangan ilmu pengetahuan dalam pendidikan akan sangat pesat.
Dampak negative globalisasi pendidikan:
a.       Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal.
b.      Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang berdampak munculnya “tradisi serba instant”.
c.       Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan didalam dunia pendidikan.
d.      Semakin terkikisnya kebudayaan akibat masuknya budaya dari luar.
e.       Globalisasi mengakibatkan melonggarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ke eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Pengaruh Globalisasi dapat dilihat dari berbagai segi yaitu pengaruh globalisasi terhadap masyarakat, pengaruh globalisasi terhadap budaya Indonesia, pengaruh globalisasi terhadap pendidikan Indonesia, pengaruh globalisasi terhap politik dan pengaruh globalisasi terhadap ekonomi. Yang masing-masing mempunyai dampak positif dan dabmpak negative atas terjadinya pengaruh globalisasi.

3.2 SARAN
            Demikianlah makalah yang mungkin masih memiliki banyak kekurangan ini kami selesaikan, semoga masyarakat terutma bagi kalangan Guru maupun calon Guru dapat mengambil ilmu dari makalah ini. Dimana penting sekali bagi kita untuk mengetahui apa saja dampak dari pengaruh globalisasi bagi kehidupan kita. Agar kita dapat mengambil tindakan tepat serta dapat menyikapinya dengan bijak.
          

            DAFTAR PUSTAKA

            Aliwardoyo, M Hasan. (2014). Dampak Globalsasi di Bidang Sosial Budaya.
            Hashemi, Nader. (2010). ISLAM, SEKULARISME, DAN DEMOKRASI LIBERAL. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
            Sudarsono, J., & Ruwiyanto, W. (1999). Reformasi sosial budaya dalam era globalisasi.
            Supriatna, Nana., Mamat Ruhimat, & Kosim,. (2006). IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah). Bandung : PT Grafindo Media Pratama.
            Winarno, Budi. (2008). GLOBALISASI Peluang atau Ancaman bagi INDONESIA. Jakarta : Penerbit Erlangga.