BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi melahirkan
masyarakatnya yang terbuka. Masyarakat tersebut merupakan konsekuensi dari
masyarakat yang memberikan nilai kepada individu, kepada hak dan kewajiban
sehingga semua manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan
potensinya dan menyumbangkan kemampuannya bagi kemajuan bangsanya.
Proses globalisasi
melahirkan kesadaran global, dimana manusia saat ini merasa satu dengan lainnya
saling tergantung dan saling membutuhkan, saling memberi dan saling membantu.
Ini memungkinkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang demikian
cepat sehingga dapat menyatukan umat manusia.
Salah satu kesadaran
masyarakat global yaitu mengenai isu lingkungan yang saat ini telah
mengkhawatirkan dunia.Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah
besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk).Pertumbuhan penduduk yang
pesat menimbulkan tantangan yang coba diatasi dengan pembangunan dan
industrialisasi.Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala
kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat
terjadinya pencemaran lingkungan.
Saat ini masalah
lingkungan cukup sering diperbincangkan.Sebagaimana telah diketahui bersama
bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya lapisan itu,
sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang sama sekali
dari alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat negatif yang
akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain: penyakit-penyakit
akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu, pemanasan global,
bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang ada di kutub Utara
dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu masa kehancurannya saja. Memang
banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi masalah ini.
Oleh karena itu, dalam
menanggapi isu lingkungan hidup kami akan membahas dan memberikan gambaran umum
mengenai perspektif global mengenai lingkungan hidup, isu-isu global tentang
lingkungan hidup, serta penyelesaian-penyelesaian yang diajukan dalam masalah
lingkungan saat ini.
1.2. Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui
perspektif global dalam bidang lingkungan hidup
2. Untuk mengetahui isu-isu
global mengenai lingkungan hidup
3. Untuk mengetahui solusi
atau penyelesaian yang ditawarkan mengenai isu lingkungan hidup saat ini.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perspektif
global dalam bidang lingkungan hidup?
2. Bagaimana isu-isu global
mengenai lingkungan hidup?
3. Apa solusi atau
penyelesaian yang ditawarkan mengenai isu lingkungan hidup saat ini?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSPEKTIF GLOBAL DALAM
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
1. Definisi
Lingkungan Hidup
Undang-undang
Republik Indonesia No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup Bab 1 Pasal 1 merumuskan pengertian lingkungan
atau lingkungan hidup sebagai berikut:
“lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup,
termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.”
Secara gamblang dapat
dinyatakan bahwa lingkungan hidup tidak lain yaitu segala sesuatu yang ada
disekeliling manusia yang berpengaruh terhadap kelangsungan dan kesejahteraan
manusia (dan makhluk hidup lainnya.
2. Lingkungan
Hidup Sebagai Isu Global
Masalah
lingkungan seperti pencemaran (udara, tanah, air, suara atau kebisingan, sinar
yang menyilaukan), banjir, kekeringan, tanah longsor, hama, dan sebangsanya
yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi secara
lokal atau regional di tempat-tempat atau kawasan tertentu, melainkan secara
meluas terjadi dimana-mana dipermukaan bumi ini. Masalah lingkungan hidup telah
menjadi perhatian dan kepedulian dunia, baik lembaga-lembaga dibawah PBB maupun
yang merupakan LSM.
Selanjutnya
berkenaan dengan sumber daya, G.T. Miller mengemukakan pengertian sumber daya
atau sumber daya alam adalah suatu bentuk materi atau energi yang diperoleh
dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia.Sumber daya
ini tidak hanya berupa kondisi fisikal alamiah, melainkan juga dapat berupa
Sumber Daya Alam (SDA) dan juga Sumber Daya Manusia (SDM).
3. Isu Lingkungan
Masalah
lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB
tentang Lingkungan Hiudp di Stockholm, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di
Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan
diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei 1972.
Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi
manusia (laju pertumbuhan penduduk).Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan
tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi.Namun
industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hidup manusia
juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran
lingkungan.
a. Isu
Lingkungan Lokal
Saat ini
masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan.Sebagaimana telah diketahui
bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya
lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang
sama sekali dari alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat
negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain:
penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu,
pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang
ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu masa
kehancurannya saja. Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi
masalah ini. Para ilmuwan memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah
ini sesuai dengan latar belakang keilmuannya.Para sastrawan pun tak ketinggalan
untuk berperan serta dalam menanggulangi masalah yang telah santer belakangan
ini.
Contoh, Penyebab dan
Dampak Lingkungan Lokal
a) Kekeringan
kekeringan adalah
kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat menyediakan kebutuhan
air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Dampak: menyebabkan ganggungan
kesehatan, keterancaman pangan.
b) Banjir
merupakan fenomena
alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air hujan karena proses
influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena hijauan penahan
air larian berkurang. Dampak: ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas
manusia terhambat, penurunan produktifitas pangan, dll.
c) Longsor
adalah terkikisnya
daratan oleh air larian karena penahan air berkurang. Dampaknya : terjadi
kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu perekonomian dan kegiatan
transportasi
d) Erosi pantai
terkikisnya lahan
daratan pantai akibat gelombang air laut. Dampak : menyebabkan kerusakan tempat
tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata.
e) Instrusi Air Laut
air laut (asin)
mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh manusia dan tidak adanya
tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove. Dampaknya: terjadinya
kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.
b. Isu
Lingkungan Nasional
Tanam
Untuk Kehidupan adalah satu komunitas yang punya perhatian untuk isu-isu
lingkungan.Tujuan utama digelar acara ini adalah sebagai ajang pendidikan dan
hiburan untuk membuka opini masyarakat agar peduli lingkungan bermaksud
mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat lingkungan
mereka sendiri. Acara ini sendiri juga jadi wadah kolaborasi seni budaya lokal,
nasional, dan internasional dalam mengekspresikan kepedulian mereka terhadap
lingkungan, mempromosikan seni budaya serta pariwisata Salatiga, dan memperluas
jaringan kerjasama antara komunitas seni dan lingkungan dari Australia dan
Indonesia.
Anak-anak
juga ikut berpartisipasi pada acara ini Anak-anak lebih mudah diajak untuk
peduli lingkungan daripada orang dewasa. Apabila sejak kecil mereka telah
terbiasa untuk mencintai lingkungan, maka kebiasaan ini akan berlanjut sampai
mereka dewasa nanti. Kegiatan tentang lingkungan seperti ini harusnya lebih
sering dilakukan karena bagus untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya
pelestarian lingkungan.
Contoh, Penyebab dan
Dampak Lingkungan Nasional
a) Kebaran
Hutan
Proses kebakaran hutan
dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia .kebakaran oleh manusia biasanya
karena bermaksut pembukaan lahan untuk perkembunan. Dampaknya: memeberi
kontribusi CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati, asap yang dihasilkan
dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak kenegra lain. Tidak hanya
pada local namun ke negra tetanggapun juga terkena.
b) Pencemaran
minyak lepas pantai
hasil ekploitasi
minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran
minyak lepas pantai diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal
tenggelam yang menyebankan lepasnya minyak ke perairan.Dampak : mengakibatkan
limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut. Dapat berdampak
kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan laut yang
menyebabkan penetrasi matahari berkurng menyebabkan fotosintesis terganggu,
pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.
B. ISU-ISU GLOBAL
MENGENAI LINGKUNGAN HIDUP
Isu
mengenai energi dan lingkungan hidup menjadi isu yang melibatkan banyak aktor
dan kepentingan. Ini tercermin dari alotnya perundingan dan negosiasi
pengurangan emisi gas rumah kaca dalam bnayak perundingan yang diselenggrakan
oleh badan-badan lingkungan PBB atau =pun berbagai perundingan multilateral
lainnya. Amerika serikat sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar
di dunia menolak meratifikasi Protokol Kyoto.Keengganan AS dan negara-negara
maju lainnya untuk mentaati dan meratifikasi Protokol Kyoto karena komitmen
pengurangan emisi CO2 berarti mengurangi laju industrialisasi dan
konsumsi.Padahal hal ini sangat penting bagi pembangunan dan kemajuan suatu
bangsa. Penurunan industrialisasi dan laju konsumsi akan memengaruhi
pertumbuhan dan kemakmuran.
Hal sama
dilakukan oleh negara China, bahkan China mencapai pertumbuhan ekonomi
rata-rata tertinggi di dunia dalam masa kurang lebih dua dekade. Namun negara
ini juga mendorong peningkatan penggunaan bahan bakar fosil dan batu bara
sehingga meningkatnya kontribusi negara tersebut dalam menyumbangkan emisi CO2.
Spesies manusia terancam oleh semakin menurunnya kualitas lingkungsn dan
bencana alam karena perubahan iklim yang ekstrem. Sehingga menurut Andre Gorz,
dalam masyarakat industri lanjut orang tidak selamanya miskin karena
kesenjangan akan persediaan barang-barang konsumsi yang cukup besar, tetapi
karena iklim dan cara barang-barang tersebut diproduksi.
Banjir terbesar yang
melanda Australia dan Brazil juga menewaskan ratusan orang dan menenggelamkan
sejumlah besar tempat tinggal.Para ilmuan memprediksikan bahwa banjir yang
terjadi di Queensland tersebut ada hubungannya dengan perubahan iklim dan
pemanasan global.Sedangkan banjir di Brazil setidaknya menewaskan 655 orang dan
sekitar 13.000 orang ditempatkan di penampungan.
Contoh, Penyebab dan
Dampak Lingkungan Global
a) Pemanasan Global
Panas yang
akan berasal dari sinar matahari akan dipantulkan kembali ke angkasa luar, dan
bila tidak ada gas rumah kaca, maka suhu bumi rata-rata sekita -18 derajat
celcius. Dengan adanya rumah kaca, sebagian besar infra merah diserap oleh
atmosfer (tak lepas ke angkasa luar) di lapisan troposfer, sehingga suhu dan
troposfer dan permukaan bumi naik rata-rata menjadi 15 derajad celcius.
Pemanasan
Global/Global Warming pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperature
global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan
oleh meningkatnya emesi gas karbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC
sehingga energy matahari tertangkap dalam atmosfer bumi. Dampak bagi lingkungan
biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun
pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna,
migrasi fauna dan hama penyakit. Dampak bagi aktivitas sosial ekonomi
masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguang terhadap prasarana
fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap pemukiman penduduk,
ganggungan produktifitas pertanian.Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
b) Penipisan Lapisan Ozon
Lapisan
ini sangat bermanfaat bagi kehidupan tumbuhan, hewan maupun manusia.Sebabf
sifat ozon yang melindungi mahluk hidup dari sinar ultraviolet yang
mematikan. Dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC
terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi
gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain yang
mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar
penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit
melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan
kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan produksi
tanaman jagung, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dl.
c) Hujan Asam
Hujan asam
ini disebabkan oleh pembakaran fosil. Derajat keasaman larut dapat dibedakan tiga,
yaitu: asam, netral, dan basa. Pada dasarnya air hujan asam (derajat keasaman
lebih kecil 7), hal ini disebabkan karena atmosfer mengandung karbondioksida.
Apabila karbondioksida tersebut terkena air maka akan menjadi asam karbonat.
Hujan disebabkan oleh oksida belerang dan oksida notrogen.Proses revolusi
industri mengakibatkan timbulnya zat pencemaran udara. Pencemaran udara
tersebut bisa bereaksi air hujan dan turun menjadi senyawa asam.Dampaknya :
proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, sistem pernafasan,
menyebabkan pengasaman pada tanah.
d) Pertumbuhan populasi
pertambahan
penduduk duia yang mengikuti pertumbuhan secara ekponsial merupakan
permasalahan lingkungan. Dampaknya: terjadinya pertumbuhan penduduk akan
menyebabkan meningkatnya kebutuhan sumber daya alam dan ruang.
e) Desertifikasi
merupakan
penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pada proses desertifikasi terjadi
proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan penipisan lahan
bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti
kekeringan dan banjir. Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu
lingkungan sudah berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan
kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.
f) Penurunan keaneragaman
hayati
adalah
keaneragaman jenis spesies makhluk hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau
sepsis di suatu wilayah, meliputi keunikan spesies, gen serta ekosistem yang
merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dampaknya: karena
keaneragaman hayati ini memeliki potensi yang besar bagi manusia baik dalam
kesehatan, pangan maupun ekonomi
g) Pencemaran limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun)
Bahan yang
diindentifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah
meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat
korosif.Dampak : dulunya hanya bersifat lokal namun sekarang antar negara pun
melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu
semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan beracun dapat bersifat akut
sampai kematian makhluk hidup.
h) Pencemaran Air
Air dapat tercemar oleh berbagai bahan pencemaran yang berasa
dari:
1) Limbah industri yang
belum diolah pada umumnya mengandung logam berat dan bahan beracun yang
berbahaya (B3).
2) Limbah rumah tangga
yang biasa mengandung deterjen dan bakteri koli.
3) Sisa pupuk dan racun
hama dari usaha pertanian.
4) Serbuk radioaktif dari
bahan peledak pada percobaan persenjataan di laut, dan penangkapan ikan
dengan peledak.
5) Tumpahan minyak dari
kebocoran tanker pengngkut bahan bakar, atau pipa-pipa pengeboran lepas pantai,
dan buangan bekas minyak pelumas dari kapal ketika merapat kepantai, lapisan minyak
menyebabkan air kekurangan oksigen.
Respon ditingkat global
Isu
lingkungan hidup sebenarnya bukanlah merupakan isu baru.Dalam hal ini isu
mengenai lingkungan hidup tidak lagi menjadi monopoli satu dua negara
saja.Sebaliknya ini menjadi perhatian seluruh umat manusia baik negara maupun
bukan negara.Dalam merespon isu lingkungan dan secara spesifik pemanasan global
para pemimpin dunia memberikan perhatian yang cukup serius.Respon tersebut
muncul dalam skala regional maupun global.Misalnya dalam usahanya mengurangi
emisi gas efek rumah kaca uni Eropa berusaha melakukan pengereman melalui ajak
emisi penerbangan. Kemudian Komisi Uni Eropa akan melanjutkan rencana menarik
pajak emisi penerbangan udara yang akan berimbas pada semakin mahalnya tiket.
Industri penerbangan tercatat menyumbang 10kilo ton emisi karbon dioksida ke
udara setiap tahun di benua Eropa.EU memaksa industri penerbangan yang berani
mampir memotong emisi karbon. Pengurangan emisi karbon ini dihitung lewat pajak
yang dananya akan dislurkan sebagai dana upaya mencegah perubahan iklim.
Pembicaraan
mengenai lingkungan hidup biasanya secara multilateral dan sering disebut
konvensi.Konferensi Stockholm yang diselenggarakan pada tahun 1972 menjadi
salah satu tonggak penting usaha mengatasi kerusakan lingkungan.Setelah itu
disusul konferensi lainnya seperti Konvensi Viena, Protokol Montreal,
konferensi Rio, dan masih banyak lagi. Walaupun telah banyak
konferensi-konferensi dunia yang membahas mengenai lingkungan hidup namun
tetap saja oengurangan akan emisi gas efek rumah kaca tidak berhasil. Terlebih
di masa industrialisasi.
C. Solusi Atau Penyelesaian
Yang Ditawarkan Mengenai Isu Lingkungan Hidup Saat Ini
Beberapa sosulisi yang
ditawarkan oleh pemakalah di antaranya adalah:
1. Revitalisai
Fungsi Hutan
Hutan adalah tempat bagi jutaan spesies tumbuhan atau
hewan.Berjuta tumbuhan tersebut dapat memproduksi oksigen dan menyerap karbon
dioksida serta gas-gas lain yang dapat memicu pemanasan global.Faktanya hutan
di Indonesia saat ini banyak sekali yang rusak, oleh karena itu agar hutan
dapat berfungsi sebagai penyerap gas-gas yang dapat memicu pemanasan
global diperlukan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat untuk
menyelesaikan masalah tersebut bukan hanya diam dan meratapi keadaan hutan
sekarang ini.Kita tidak boleh mengesampingkan dan bersikap acuh tak acuh
terhadap permasalahan hutan, karena jika dilihat dari fungsinya ada banyak
manfaat yang menyokong kehidupan manusia. Ada sebuah gerakan yang digalakkan
untuk menyelamatkan hutan di seluruh dunia ( termasuk Indonesia). Gerakan itu
diberi nama “Gerakan Penanaman 1 Miliar pohon” dengan tag line: Banyak pohon, banyak rejeki. Program ini bertujuan untuk
mengatasi krisis lingkungan hidup di bumi. Tentunya sangat membutuhkan
partisipasi publik yang didorong oleh kesadaran, kemauan, dan tanggung jawab
terhadap kelestarian lingkungan.Dengan menanam pohon diharapkan mampu mereduksi
dampak perubahan iklim.Program ini mendapat respon yang bagus dari masyarakat
sehingga memperoleh kesuksesan karena pohon yang ditanam melebihi target yang
telah ditentukan.Suksesnya program ini menunjukkan bahwa publiktelah memiliki
kesadaran yang cukup dan mau berpartisipasi aktif dalam aksi penyelamatan
lingkungan. Pemerintah Indonesia pun telah membuat beberapa program “sayang
hutan” untuk menumbuhkan budaya menanam di masyarakat. Beberapa program
diantaranya: Aksi Penanaman Serentak Indonesia (tahun 2007 dan 2008), Gerakan
Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon ( tahun 2007), serta gerakan Satu Orang Satu
Pohon (One Man One Three--- tahun 2009). Partisipasi aktif publik terkait
dengan program-program tersebut membuat pemerintah membuat program baru di
tahun 2010 dengan judul: Gerakan Menanam 1 Miliar pohon dengan motto” 1 milliar
pohon Indonesia untuk dunia.Melalui program ini kementerian kehutanan juga
berupaya unutk sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama yang
tinggal di daerah sekitar hutan.Program ini berjalan dengan sukses berkat
partisipasi masyarakat yang tinggi. Terbukti dengan penanaman jumlah pohon yang
melampaui target yaitu, pada tahun 2010 sebanyak 1,3 miliar pohon dan di tahun
2011 sebanyak 1,5 miliar pohon.
2. Memperbanyak
Ruang terbuka Hijau di Perkotaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area
memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun
yang sengaja ditanam. Salah satu fungsi dari ruang terbuka hijau
adalahuntuk menunjang pelestarian dan pengamanan lingkungan alam, yaitu sebagai
wilayah konservasi atau preservasi alam untuk mengamankan kemungkinan
terjadinya erosi dan longsoran pengamanan tepi sungai, pelestarian wilayah
resapan air.
3. Pembangunan
Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah
proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa
depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987. Dengan sistem pembangunan berkelanjutan,kita dapan meminimalisir kerusakan-kerusakan lingkunagan baik skala
nasional maupun global.
BAB III
PENUTUP
Lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk didalamnya
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Secara gamblang dapat
dinyatakan bahwa lingkungan hidup tidak lain yaitu segala sesuatu yang ada
disekeliling manusia yang berpengaruh terhadap kelangsungan dan kesejahteraan
manusia (dan makhluk hidup lainnya.
Masalah lingkungan
seperti pencemaran (udara, tanah, air, suara atau kebisingan, sinar yang
menyilaukan), banjir, kekeringan, tanah longsor, hama, dan sebangsanya yang
mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi secara lokal
atau regional di tempat-tempat atau kawasan tertentu, melainkan secara meluas
terjadi dimana-mana dipermukaan bumi ini. Masalah lingkungan hidup telah
menjadi perhatian dan kepedulian dunia, baik lembaga-lembaga dibawah PBB maupun
yang merupakan LSM. Masalah lingkunan hidup local maupun global
diantaranya kekeringan, banjir, longsor, kebaran
hutan, pencemaran minyak lepas pantai, pemanasan
global, penipisan lapisan ozon, pertumbuhan populasi, pencemaran
limbah b3 (bahan berbahaya dan beracun), pencemaran air, serta masih
banyak lagi
Isu mengenai energi
dan lingkungan hidup menjadi isu yang melibatkan banyak aktor dan
kepentingan.Ini tercermin dari alotnya perundingan dan negosiasi pengurangan
emisi gas rumah kaca dalam bnayak perundingan yang diselenggrakan oleh
badan-badan lingkungan PBB ataupun berbagai perundingan multilateral
lainnya. Beberapa sosulisi yang ditawarkan oleh pemakalah di antaranya
adalah: revitalisai fungsi hutan, memperbanyak ruang terbuka hijau di
perkotaandan pembanunan berkelanjutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhsinatun Siasah Masruri,
dkk. 2002. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Yogyakarta:_____
Otto Soemarwoto.
2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Oembangunan. Jakarta: Djambatan.
Winarno, Budi. (2011). Isu-Isu Global
Kontemporer. Yogyakarta: CAPS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar